I.
Entah apa yang ada dipikirannya.
malas aku mendengar colehan nya. Percuma saja memiliki paras yang cantik sedang hatinya busuk.
Apa sebenarnya yang ada dipikirannya ?
Aku bukan lah orang yang sama seperti pikirannya. Aku lebih suka menjauh dari nya karna aku diajarkan untuk tidak mengumpat.
lelah sebenarnya berurusan dengannya. Dengan parasnya yang cantik dan perkataannya yang menyelekit cukup membuat hati ini sakit. Entah berapa kali aku merasakannya, selalu saja semua orang salah paham. Harus berapa lama lagi aku bersabar ? aku tahu sabar itu tak ada batasnya, namun terlampau banyak cobaan yang telah aku terima.
Kenapa aku selalu salah dihadapan kalian ? Jika aku mau,aku bisa saja mengumpat dan mengumbar kejelekanmu. Namun aku lebih memilih untuk bungkam. Berharap jika suatu hari nanti kau akan kembali menyapaku dengan sejuta senyuman hangat sama seperti dahulu saat kita bersama.
Aku binggung harus berkata apa padamu, berkata maaf saja kurasa ku tak sanggup. Bukan karena aku pengecut. Tapi aku menunggu. Menunggu di saat yang tepat saat kau tak lagi memalingkan muka saat ku ada dihadapanmu.
Aku pernah mengalami hal yang lebih menyakitkan daripada ini, aku pun sempat ragu aku dapat melewatinya. Namun Tuhan berkata lain, aku dapat melewati semuanya dan kembali bersua dengannya seperti dahulu.
Disaat satu masalah telah selsesai ku lalui, kini muncul lagi satu masalah denganmu. Rasanya tak cukup berteriak sekuat-kuatnya. Ingin ku meluapkan semua perasaanku, namun cukuplah. Biar hanya Tuhan dan aku yang tahu. Mungkin ini cara Tuhan membuatku lebih dewasa menghadapi segala masalah yang menerpa.
untukmu disana, aku tak akan mengambil nya darimu . Ku tau kau sangat menyayanginya. Menyayanginya lebih dari siapapun. Karenanya aku tak ada niatan sedikitpun untuk merebutnya darimu. Ini sifatku, aku menganggap semua orang sebagai temanku. Dimana ku merasa nyaman, aku akan berbagi cerita dan bercanda bersamanya. Tak peduli siapa. Tak peduli ia lelaki ataupun perempuan. Karna memang aku mencari kawan,mencari kawan sebanyak-banyaknya. Atau kata lainnya, mencari relasi sebanyak-banyaknya.
Tak pernah ada rasa iri apalagi dengki di hati ini. Buat apa ? menghabiskan waktu saja . Aku sudah cukup bahagia dengan hidupku saat ini. Meskipun memang banyak masalah didepan, aku siap menghadapinya. Karna ku yakin Tuhan tak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hambaNya.
Tuhan lebih tau apa yang terbaik untuk umatnya.
Entah apa yang ada dipikirannya.
malas aku mendengar colehan nya. Percuma saja memiliki paras yang cantik sedang hatinya busuk.
Apa sebenarnya yang ada dipikirannya ?
Aku bukan lah orang yang sama seperti pikirannya. Aku lebih suka menjauh dari nya karna aku diajarkan untuk tidak mengumpat.
lelah sebenarnya berurusan dengannya. Dengan parasnya yang cantik dan perkataannya yang menyelekit cukup membuat hati ini sakit. Entah berapa kali aku merasakannya, selalu saja semua orang salah paham. Harus berapa lama lagi aku bersabar ? aku tahu sabar itu tak ada batasnya, namun terlampau banyak cobaan yang telah aku terima.
Kenapa aku selalu salah dihadapan kalian ? Jika aku mau,aku bisa saja mengumpat dan mengumbar kejelekanmu. Namun aku lebih memilih untuk bungkam. Berharap jika suatu hari nanti kau akan kembali menyapaku dengan sejuta senyuman hangat sama seperti dahulu saat kita bersama.
Aku binggung harus berkata apa padamu, berkata maaf saja kurasa ku tak sanggup. Bukan karena aku pengecut. Tapi aku menunggu. Menunggu di saat yang tepat saat kau tak lagi memalingkan muka saat ku ada dihadapanmu.
Aku pernah mengalami hal yang lebih menyakitkan daripada ini, aku pun sempat ragu aku dapat melewatinya. Namun Tuhan berkata lain, aku dapat melewati semuanya dan kembali bersua dengannya seperti dahulu.
Disaat satu masalah telah selsesai ku lalui, kini muncul lagi satu masalah denganmu. Rasanya tak cukup berteriak sekuat-kuatnya. Ingin ku meluapkan semua perasaanku, namun cukuplah. Biar hanya Tuhan dan aku yang tahu. Mungkin ini cara Tuhan membuatku lebih dewasa menghadapi segala masalah yang menerpa.
untukmu disana, aku tak akan mengambil nya darimu . Ku tau kau sangat menyayanginya. Menyayanginya lebih dari siapapun. Karenanya aku tak ada niatan sedikitpun untuk merebutnya darimu. Ini sifatku, aku menganggap semua orang sebagai temanku. Dimana ku merasa nyaman, aku akan berbagi cerita dan bercanda bersamanya. Tak peduli siapa. Tak peduli ia lelaki ataupun perempuan. Karna memang aku mencari kawan,mencari kawan sebanyak-banyaknya. Atau kata lainnya, mencari relasi sebanyak-banyaknya.
Tak pernah ada rasa iri apalagi dengki di hati ini. Buat apa ? menghabiskan waktu saja . Aku sudah cukup bahagia dengan hidupku saat ini. Meskipun memang banyak masalah didepan, aku siap menghadapinya. Karna ku yakin Tuhan tak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hambaNya.
Tuhan lebih tau apa yang terbaik untuk umatnya.

0 komentar:
Posting Komentar