Minggu, 16 September 2018

Kamu

Ah kamu,
Apa kamu pernah mengenal rindu?
Apa kamu pernah merasa cemburu?
Atau kah hanya aku yang merasakan itu?

Ah kamu,
Betapa mudahnya bagiku tuk membangun cinta padamu
Padahal ku tak tahu apa yang kamu rasa itu asli atau palsu

Ah kamu,
Mengapa kau begitu mudahnya buat aku cemburu?
Mengapa kau begitu gampangnya buatku merindu?

Ah kamu,
Sayangnya kau lebih banyak membisu :(

Kamis, 12 Juli 2018

"Memang Kenapa Kalau Aku Muhammadiyah?"

Kenapa sih perbedaan harus di perlihatkan. Memang tidak dipermasalahkan, tapi kenapa harus di perbincangkan.
Aku Muhammadiyah, Kamu NU tapi kita sama2 islam bukan.
Bukan aku tidak suka, tapi ini soal prinsip. Aku tidak sakit hati jika mungkin kau memojokkanku, tapi tolong jangan terus menerus di mempermasalahkan hal ini. Aku tak pernah memperlihatkan bahwa aku muhammadiyah kan? aku berusahaa semampuku untuk terlihat sama seperti kamu meskipun memang masih tak bisa. Aku minta maaf jika aku tak pandai solawat, membaca quran cepat, tak pakai qunut, dan tak tau apa itu dzibaan.
Aku mencoba memahami nya pelan2, meskipun ini hal baru yang sama sekali belum pernah aku lakukan. Bahkan untuk memakan berkat pun baru kali ini aku lakukan, demi terlihat sama seperti kalian.
Jangan sebut2, "kan kamu muhammadiyah" aku tak suka terlihat berbeda dengan kalian.
Mungkin kalian tak pernah tau bagaimana rasanya menjadi minoritas seperti aku. Tapi aku mohon, pahami aku kali ini saja. Anggap aku sama seperti kalian :( 

Sabtu, 23 Juni 2018

Kamu (lagi)

Aku rindu mas.
Aku rindu apa-apa yang melekat pada dirimu.
Aku rindu tatapan teduhmu,
Aku rindu suaramu,
Aku rindu sapaan mu,
Aku rindu tingkahmu,
Aku rindu dekapanmu,
Aku rindu sandaranmu,
Aku rindu kamu.



Sudah begitu lama kau dan aku tak bersuara. Rasanya mustahil untuk ku dan kau bersama. Bahkan menyapa via maya pun kau hindarkan. Aku rindu mas, begitu rindu. Setiap kali aku melihat fotomu, aku tak kuasa menahan rindu. Bendungan air mta tumpah. Dada sesak menahan luapan emosi.
Aku marah. Aku marah kenapa kau masih saja ada dalam hati dan fikiranku. Aku ingin benci dan melupakanmu. Tapi ternyata, tak semudah itu aku bisa melupakanmu.
Salah. Memang aku salah. Aku salah mencintaimu dengan cara yang salah. Padahal aku tahu cinta itu suci jika ku letakkan pada tempat yang benar.
Salah. Memang aku salah. Bagaimana mungkin kita kembali bersuara jika bertegur sapa denganmu saja ku tak kuasa. Aku rindu sangat, namun tak satu katapun terlontar ketika kau berada di hadapanku. Aku tak kuasa.
Semoga kau selalu berbahagia mas, meskipun kau tak lagi mencintai. Meskipun kau tak lagi merindu. Meskipun ku tak lagi singgah di hati dan pikiranmu.
Namun semoga kau tidak lagi membenciku. Karna sebagian waktu sampai detik inipun, masih sempat ku habiskan untuk sekedar mengingatmu dan merindukanmu.
Salam rindu tuk kamu yang sedang tak merindu,

Kamis, 26 April 2018

Tentang kamu, (bukan) dia!

hey apa kabar kamu. Kamu yang pergi karna alasan mengejar ridho ilahi padahal nyatanya sedang mencari tambatan hati. Ah bilang saja kalau sudah bosan. tak usah kau gunakan dalih atas nama Tuhan atau agama.
Ku kira kau benar akan perbaiki diri, tapi nyatanya kau justru berubah seperti orang baru. pikiran manusia memang berkembang tapi ku tak sangka dapat berputar secepat itu.
Semoga kau sadar, bahwa hidup ini tak hanya tuk dinikmati namun juga diresapi.
Hidup cuma sekali, maka hiduplah yang berarti. Dunia memang kadang membuat terlena, tapi apa kau tak lihat bahwa hidup ini terlalu luas untuk hanya sekedar mencari pasangan.
Aduhai kenapa terlalu cepat dan terburu-buru mencari pendamping yang hanya kau gunakan tuk singgah dan dipertontonkan ke semua orang. Tak perlu kau berjuang untuk cinta yang tak pasti sedang cinta haqiqi sering kau Lupakan?

Malam refleksi,
Daraditya.

Jumat, 20 April 2018

Dia agi

Masih dengan perasaan yang sama.
Masih dengan orang yang sama.
Namun sayang dia tak merasakan hal yang sama.
.
.
Kepada dia yang selalu membuatku tersenyum walau hanya sedetik. Yang membuatku kembali merasakan apa itu rasa di hati. Yang kembali mewarnai hati yang tlah lama mati.
.
.
Aku hampir tidak percaya kepada lelaki. Bukan karna ku anggap semua lelaki sama. Hanya aku saja yang sedang tidak mau membuka hati. Namun, setiap kamu hadir, kau buat hatiku berdesir. Setiap kantuk, ubah menjadi tawa batuk dan hangat yang memeluk.
.
.
aku baru saja pulang magang, lelah ingin rebah. Kesenggol mungkin saja aku marah. Namun semua sirna setelah kulihat notif ku yang tertampang namamu. Kau membuat senyum tak lepas dari wajahku. Kau buat aku lupa bahwa menunggu bis adalah sesuatu yang membosankan untukku. Bahkan kamu, membuat gairah menulisku menggelora. Iya, menulis tentangmu.
.
.

Senin, 16 April 2018

Dia Datang (lagi) !

Dia datang lagi.
Mewarnai deretan chatt wa ku. Memang bahasannya ringan, tapi ada magnet yang luar biasa. Dia tidak lakukan apapun. Tapi dia mampu membuatku meneteskan air mata. Dia menarik, buat jiwa dan ragaku melirik.
Wahai, alangkah cupunya aku. Aku bahkan tak kuasa menahan rasa bahagia meski dia hanya mengucap sapa. Bahkan tuk mengucap namanya dalam doa pun aku tak kuasa karna malu menyelimuti ragaku terlebih dahulu.
Untungnya, kita tak sering jumpa. Jadi aku bisa menata diri untuk tidak terbawa hanyut dalam perasaan yang salah. Dan untungnya, seabrek kegiatan dan tugas terlebih dahulu menguasai pikiranku sampai tak ada waktu untuk memikirkan masalah hati apalagi mencari tambatan hati.
Untuk dia, kamu sangat menarik menggelitik hati

Senin, 26 Maret 2018

Pilihanku salah? Perasaanmu saja mungkin.

Memang ternyata tidak perlu rupanya menjelaskan banyak hal kepada orang yang memandang remeh kita. Cukup jawab sekenanya dan secukupnya.
Tidak perlu capek-capek menjelaskan banyak hal karna dia juga tidak peduli dan kita tetap salah dimatanya.
Cukup biar kamu dan Tuhan saja yang tahu. Karna segala pilihan yang terlanjur kau pilih adalah pilihan yang terbaik menurutmu dan yakinlah bahwa Tuhan telah menuntun mu untuk memilih itu.
Kamu pun tidak berhak menuntun orang untuk menuntun pilihan nya. Karna masing-masing makhluk Tuhan memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Perhatikan perasaan lawan bicaramu dan jangan kau mengaturnya. Karna hidunya bukan hidupmu dan kau tidak merasakan apa yang dia rasakan.

Senin, 19 Maret 2018

Berhayal? Bebas kan.

Akhir-akhir ini aku gelisah. Entah mengapa aku rasa Allah mencondongkan hatiku pada seseorang yang sholih. Aku sering terlanjur berharap, padahal ku tau berharap pada makhluk hanya akan membuat luka. Aku tak kuasa menyimpan nya dalam hati, namun pada siapa lagi ku mengadu selain pada pemilik hati. sungguh, ketika dia menyapa aku tak kuasa. hati bergetar penuh harap. Walau ku tau tiada mungkin dia melirik kepada hamba.
Dia memang tak sempurna, namun tutur kata nya begitu memikat, pandangannya tajam dan menusuk dalam jiwa. Ah betapa sempurnanya dia dimataku, meskipun tak seberapa dalam ku mengenalnya namun dia begitu melekat dalam hati.Ya Allah, bolehkan aku berharap Pada nya atau setidaknya, bolehkah aku meminta satu lelaki seperti dia yang kelak mendampingi hamba?
Betapa ku menginginkan pendamping yang sholih, yang mengajarkan ku dengan sabar makna quran dan sesekali dibumbui dengan percikan romantis. Ah, aku memang lemah. Lemah pada lelaki sholih :( 
 
DARAditya Blogger Template by Ipietoon Blogger Template